BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 15 Mei 2013

Wacana

A.  Wacana lisan
 Menurut Henry Guntur Tarigan (1987:55) wacana lisan atau spoken discourse adalah wacana yang disampaikan secara lisan, melalui media lisan. Menurut Mulyana (2005:52) wacana lisan (spoken discourse) adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan (speech) atau ujaran (utterance).
 Adanya kenyataan bahwa pada dasarnya bahasa kali pertama lahir melalui mulut atau lisan. Oleh karena itu, wacana yang paling utama, primer, dan sebenarnya adalah wacana lisan. Kajian yang sungguh-sungguh terhadap wacana pun seharusnya menjadikan wacana lisan sebagai sasaran penelitian yang paling utama. Tentunya, dalam posisi ini wacana tulis dianggap sebagai bentuk turunan (duplikasi) semata.
Wacana lisan memiliki kelebihan dibanding wacana tulis. Beberapa kelebihan wacana lisan di antaranya ialah:
1.      Bersifat alami (natural) dan langsung.
2.      Mengandung unsur-unsur prosodi bahasa (lagu, intonasi).
3.      Memiliki sifat suprasentensial (di atas struktur kalimat).
4.      Berlatar belakang konteks situasional.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1987:122) wacana lisan diciptakan atau dihasilkan dalam waktu dan situasi yang nyata. Oleh sebab itu, dalam semua bentuk wacana lisan terdapat kaidah-kaidah atau aturan-aturan mengenai siapa yang berbicara (kepada siapa) apabila (waktunya). Dengan perkataan lain, dalam wacana lisan, kita harus mengetahui dengan pasti:
1.      Siapa yang berbicara
2.      Kepada siapa
3.      Apabila; pada saat yang nyata
Sebagai pegangan dalam pembicaraan selanjutnya dalam buku kecil ini, maka yang dimaksud dengan wacana lisan adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan.
Disamping terdapat banyak persamaan, terdapat juga sejumlah perbedaan antara wacana tulis dan wacana lisan. Perbedaan itu dapat pula kita anggap sebagai ciri masing-masing. Dalam uraian berikut ini akan kita bicarakan beberapa hal yang merupakan ciri atau unsur khas wacana lisan, antara lain:
1.      Aneka tindak
2.      Aneka gerak
3.      Aneka pertukaran
4.      Aneka transaksi
5.      Peranan kinesik
B. Wacana fiksi dan non fiksi
a. Wacana fiksi
Wacana fiksi adalah karangan yang di dalamnya terdapat unsur khayal atau imajinasi pengarang (Aceng Hasani, 2005: 21). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa sebuah karangan dapat digolongkan ke dalam karangan fiksi apabila didalamnya merupakan hasil dari imajinasi atau khayalan si pengarang, baik dari segi kejadian, tokoh, latar, serta unsur-unsur lainnya.
Altenbernd dan Lewis dalam buku Teori Pengkajian Fiksi karangan Burhan Nurgiyantoro (2007: 2-3), juga mendefinisikan karangan fiksi sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia.  Maksud dari pernyataan tersebut adalah karangan fiksi merupakan hasil imajinasi pengarang yang bisa diterima oleh masyarakat umum. Secara tidak disengaja, karangan fiksi juga dapat saja terjadi dalam kehidupan nyata. Seperti terjadinya kesamaan cerita, tokoh maupun tempat kejadian. Bahkan si pengarang lebih sering mengangkat sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Akan tetapi, semua itu sengaja dilebih-lebihkan oleh si pengarang agar lebih menarik dan banyak diminati oleh masyarakat umum.
Di lain pihak, Sudjiman (1984:17) yang menyebut fiksi ini dengan istilah cerita rekaan juga memaparkan mengenai pengertian fiksi, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Dalam hal ini, Sudjiman menjelaskan bahwa karangan fiksi merupakan hasil imajinasi seorang pengarang yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti tokoh, alur, dan lainnya. Unsur-unsur tersebut saling berkesinambungan agar terjadinya sebuah cerita.
Dilihat dari ketiga pandangan di atas, terdapat kesamaan mengenai pengertian karangan fiksi yang telah dipaparkan oleh Aceng Hasani dan Sudjiman, bahwa karangan fiksi merupakan hasil imajinasi. Karangan fiksi yang telah dipaparkan oleh Aceng Hasani dan Sudjiman berbeda dengan Altenbernd dan Lewis. Altenbend dan Lewis mendefinisikan karangan fiksi tidak hanya sebagai hasil imajinasi saja tetapi juga cerita tersebut dapat saja terjadi dalam kehidupan nyata yang dilebih-lebihkan oleh si pengarang.
Dari ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karangan fiksi merupakan hasil imajinasi pengarang yang dituangkan menjadi sebuah cerita. Cerita tersebut bisa saja secara tidak sengaja terjadi di kehidupan nyata, tetapi dilebih-lebihkan oleh pengarang untuk memancing daya khayal dan daya tarik pembaca. Bahkan tidak jarang kita menemukan sebuah cerita fiksi yang benar-benar bersifat imajinasi dan tidak dapat diterima oleh akal sehat manusia, misalnya pada novel Harry PotterLord of the Ring, dan lain-lain. Karangan fiksi juga menghubungkan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan diri sendiri, lingkungan, maupun interaksinya dengan Tuhan. Selain itu, karangan fiksi bertujuan untuk menghibur para pembaca yang haus akan cerita kehidupan.
Jenis-jenis karangan fiksi di antaranya adalah roman, novel, cerita pendek, cerbung (cerita bersambung), novelet, dan puisi. Roman berisi paparan cerita yang panjang yang terdiri dari beberapa bab yang saling berhubungan. Sama halnya pada roman, novel adalah cerita berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan manusia. Bedanya, novel lebih sederhana dan lebih singkat daripada roman. Novel menceritakan kejadian luar biasa yang melahirkan konflik yang pada akhirnya melahirkan perubahan nasib para pelakunya dengan uraian-uraian yang sederhana. Cerita pendek merupakan kisah mengenai kehidupan manusia yang memiliki konflik. Akan tetapi, cerita pendek memiliki alur dan tokoh yang lebih sedikit dibandingkan novel dan roman. Novel merupakan karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya juga bersifat imajinatif. Puisi adalah suatu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang suatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Karangan fiksi dapat diterbitkan melalui majalah, tabloid, koran maupun berbentuk buku.

Unsur-Unsur Fiksi, anatara lain:

a.       Intrinsik
Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika seseorang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud, atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud diantaranya adalah tema, tokoh, penokohan, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang, amanat, dan lain-lain.

b.      Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem karya sastra. Unsur ekstrinsik juga terdiri dari sejumlah unsur. Unsur-unsur yang dimaksud (Wellek & Warren, 1956:75-135) antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik berikutnya adalah psikologi, baik berupa psikologi pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, maupun penerapan prinsip psikologi dalam karya.

Macam-Macam Karangan Fiksi
a.       Dongeng
Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya.
b.      Cerpen
Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
c.       Novel
Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita.
d.      Drama
Suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.
e.       Roman
Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

Contoh  Karangan Fiksi Cerpen “Albasri dan Gadis Kecil”
“Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur? Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, semalam siapa yang menyalakannya untukmu? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya, Ayah? Kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa yang memijatmu semalam, Ayah? Kemarin aku yang memberimu minum, siapa yang memberimu minum tadi malam? Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam, Ayah?”

“Kemarin malam aku yang menyelimuti engkau, siapakah yang menyelimuti engkau semalam, ayah? Ayah, kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapakah yang memperhatikan wajahmu tadi malam Ayah? Kemarin malam kau memanggilku dan aku menyahut penggilanmu, lantas siapa yang menjawab panggilanmu tadi malam Ayah? Kemarin aku suapi engkau saat kau ingin makan, siapakah yang menyuapimu semalam, Ayah? kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan untukmu Ayah, tadi malam siapa yang memasakkanmu?”
b.Non fiksi
Non fiksi adalah sebuah tulisan atau karangan yang dihasilkan dalam bentuk cerita nyata. Atau, cerita kehidupan kamu sehari-hari yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Untuk itu bagaimana menulis yang baik dan benar dalam membuat cerita nyata atau yang disebut cerita non fiksi. Cerita non fiksi ini adalah sebuah tulisan atau karangan yang menceritakan kisah nyata tentang kehidupan kamu atau juga orang lain. Bisa juga cerita sungguhan dalam kehidupan sehari-hari yang pernah kamu alami. Tulisan-tulisan yang isinya bukan fiktif, bukan hasil imajinasi/rekaan si penulisnya. Dengan kata lain, Non Fiksi adalah karya seni yang bersifat faktual. Hal-hal yang terkandung di dalamnya adalah nyata, benar-benar ada dalam kehidupan kita.
Jadi, kamu harus tahu sekarang, bahwa jenis-jenis karya seni berikut ini
merupakan karya nonfiksi. Contohnya: Artikel, opini, resensi buku, karangan ilmiah, skripsi, tesis, tulisan-tulisan yang berisi pengalaman pribadi si penulisnya. Maka perbedaan antara fiksi dengan nonfiksi sebenarnya hanya terletak pada masalah faktual atau tidak, imajiner atau tidak. Perbedaan antara keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan gaya bahasa atau apapun selain masalah fakta atau khayalan. Dengan demikian, bisa saja tulisan nonfiksi menggunakan gaya bahasa yang mempunyai nilai sastra.

Sistem Transportasi Hewan



1.1   Transportasi pada Hewan
Sistem transportasi atau sistem peredaran darah pada umumnya untuk organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus. Misalnya pada Amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme berikut sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran sitoplasma. Akan tetapi, proses difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih dari beberapa milimeter) dan atau hewan yang memiliki aktivitas metabolism tinggi. Oleh karena itu, pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem sirkulasi khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara cepat. Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ sirkulasi darah terbuka dan system peredaran tertutup.
Setiap organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun multiseluler. Metabolisme berlangsung didalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar. Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan dihantarkan ke setiap sel melalui system sirkulasi.
Secara garis besar, sistem sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut:
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera.
2.      Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh
3.      Menyebarkan tekanan atau kekuatan
Sistem sirkulasi pada hewan bervariasi tergantung pada tingkat perkembangan tubuh hewan. Protozoa Bersilia yang hidup sesil mampu menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh menggunakan khoanosit, sedangkan Coelentrata dengan cara mengalirkan air melalui saluran khusus pada sistem gastrovaskular yang bersilia. Pada molusca sangat tergantung pada arah gerakan silia yang dapat mengalirkan air (yang mengandung makanan) melalui rongga mantel. Di rongga mantel, partikel makanan dikumpulkan dan ditelan. Sistem ini juga berfungsi untuk menyediakan oksigen bagi insang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem sirkulasi berfungsi untuk mengangkut gas dan makanan.
Sistem Peredaran Darah Terbuka dengan Sistem Peredaran Darah Tertutup
Sistem sirkulasi darah pada hewan ada yang terbuka dan tertutup, berikut penjelasnnya:
.


1.    Sistem Sirkulasi Terbuka
Bekerja dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung, dan volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan mengalir dengan lambat yang mengakibatkan sari makanan yang dilepaskan sel terbatas sehingga aktivitas metabolism terbatas.
Contohnya:Moluska dan Artropoda
Susunan pembuluh pada arthropoda contohnya insekta, salah satu jenis hewan yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Arthropoda memiliki jantung berbentuk pipa yang terletak di bagian dorsal tubuh, dan diliengkapi dengan sejumlah lubang beserta klep. Lubang yang dinamakan ostia tersebut member peluang kepada darah untuk masuk kembali ke jantung. Relaksasi otot jantung menyebabkan adanya tekanan negative dalam rongga jantung sehingga menimbulkan kekuatan untuk mengisap darah secara aktif. Pembuluh darah dorsal bagian depan disebut aorta. Dinding aorta bersifat kontraktil dan dapat menimbulkan gelombang peristaltik untuk mendorong darah ke arah depan ( ke kepala ). Pembuluh ini merupakan cabang pembuluh darah utama, yang berlanjut sampai kepala dan berakhir di bagian tersebut. Percabangan pembuluh aorta membawa pasokan darah untuk sebagian besar tubuh. Namun, pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka idak dilengkapi dengan pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan, darah akan keluar dari pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara sel jaringan. Pada tahap selanjutnya, darah atau cairan tubuh tersaring dan secara perlahan-lahan kembali ke jantung melaui ostia yang banyak terdapat di bagian tersebut. Sebagai akibat dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem sirkulasi terbuka bekerja dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi jantung, volume darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit. Selain itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah sehingga darah mengalir lambat. Hal ini menyebabkan jumlah sari makanan yang dilepaskan ke sel tubuh terbatas, dan akibatnya aktivitas metbolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari sistem sirkulasi terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke berbagai organ yang berbeda.

2.    Sistem Sirkulasi Tertutup
Bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus, dan tekanannya dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat.
Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.
Contohnya : Annelida, Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan Vertebrata.
Sistem sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah beredar dalam sistem pembuluh yang kontinu, didorong oleh kekuatan dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus sehingga tekanan dalam pembuluh dapat dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang memiliki sistem, darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung ke setiap sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makanan dan oksigen dalam jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat terselenggara dengan baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme (misalnya saat melakukan latihan fisik), vertebrata dapat meningkatkan jumlah pasokan darah ke organ yang aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran darah ke daerah yang kurang/ tidak aktif (misalnya organ gasroinointestinal). Organ sirkulatori pada hewan yang memiliki sistem terdiri atas jantung dan pembuluh darah, mulai dari pembuluh ateri, vena, arteriol, venula, hingga jaringan kapiler.
1.2       Sistem Transportasi Hewan

1.    Burung
Alat-alat transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
2.    Reptil
Mempunyai sistem peredaran ganda seperti pada burung. Jantung kadal terdiri dari empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bili kiri dan bilik kanan.
Dari jantung keluar dua buah aorta aorta kanan dan aorta kiri.
Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
3.    Katak
Katak mempunyai sistem peredaran darah ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik,darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung.



4.    Ikan
Mempunyai sistem peredaran darah tunggal. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu serambi dan bilik. Jantung berisi darah yang miskin oksigen. Darah yang berasal dari bilik jantung dipompa melalui aorta menuju insang.
Dalam insang karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh darah. Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.
5.    Serangga
Mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta. Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil sisa metabolisme. Sedangkan pengedaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.

6.    Cacing tanah
                 Mempunyai alat peredaran darah yang terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut dan lima pasang lengkung aorta. Lengkung aorta berfungsi sebagai jantung.
1.3  Pertukaran zat di jaringan

      Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa besarnya tekanan systole dan diastole pada manusia adalah 120/80 mm Hg. Hal ini berarti bahwa darah yang dipompa oleh jantung membrikan tekanan sebesar 120 mm Hg. Dari aorta, darah mengalir terus ke cabang-cabang arteri, dan akhirnya sampai di pembuluh kapiler. Semakin jauh dari jantung, tekanan darah dalam pembuluh pun semakin menurun. Di pembuluh kapiler, darah hanya memberikan tekanan hidrostatik sebesar kira-kira 40 mm Hg.
    Sementara itu, tekanan dalam cairan atau ruang ekstrasel hanya 25 mm Hg ( sama di semua bagian tubuh). Perbedaan tekanan yang timbul antara bagian dalam n luar pembuluh kapiler menyebabkan terjadinya perpindahan sejumlah air dan partikel- partikel kecil terlarut dari dalam pembuluh kapiler e cairan jaringan.
Tekanan hidrostatik dalam pembuluh kapiler yang berdekatan/ berhubungan dengan pembuluh vena atau venula turun hingga 15 mm Hg. Karena tekanan hidrostatik di bagian ini lebih rendah daripada tekanan osmotic dalam cairan jaringan, sejumlah air dan partikel kecil pada cairn jaringan akan masuk kembali ke pembuluh kapiler.Sekalipun demikian, jumlah total air dan partikel yang keluar dari pembuluh kapiler selalu lebih besar daripada jumlah yang dapat masuk kembali ke kapiler. Untuk menjaga kondisi homeostasis, kelebihan air dan partikel zat yang masih tertinggal dalam cairan jaringan harus dikembalikan ke dalam kapiler darah.
    Pengembalian kelebihan air dan zat terlarut tersebut dilaksanakan oleh pembuluh limfe kecil yang sangat permeable, yang akan meneruskannya ke pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena setiap unit pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena setiap unit pembuluh limfe kecil akan bergabung akan bergabung untuk membentuk pembuluh yang lebih besar. Pembuluh limfe yang paling besar akan berhubungan dengan pembuluh darah, yakni pad pembuluh vena subklavia. Oleh karena itu, cairan yang masuk ke pembuluh limfe kecil nantinya akan masuk ke pembuluh darah juga. Aliran cairan dalam sistempembuluh limfe dipertahankanoleh sejumlah klep dan aktivitas otot di sekitar pembuluh, seperti yang terjadi pada pembuluh vena.