1.1 Transportasi
pada Hewan
Sistem transportasi atau sistem peredaran darah pada umumnya untuk
organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus.
Misalnya pada Amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme berikut
sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran sitoplasma. Akan tetapi, proses
difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat
memenuhi semua kebutuhan hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih
dari beberapa milimeter) dan atau hewan yang memiliki aktivitas metabolism
tinggi. Oleh karena itu, pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem sirkulasi
khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara cepat.
Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ
sirkulasi darah terbuka dan system peredaran tertutup.
Setiap
organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun multiseluler.
Metabolisme berlangsung didalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu
diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar.
Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan
dihantarkan ke
setiap sel melalui system sirkulasi.
Secara
garis besar, sistem sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut:
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari
makanan dan oksigen, serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera.
2. Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh
3. Menyebarkan tekanan atau kekuatan
Sistem sirkulasi pada hewan bervariasi tergantung pada
tingkat perkembangan tubuh hewan. Protozoa Bersilia yang hidup sesil mampu
menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh menggunakan khoanosit, sedangkan
Coelentrata dengan cara mengalirkan air melalui saluran khusus pada sistem
gastrovaskular yang bersilia. Pada molusca sangat tergantung pada arah gerakan
silia yang dapat mengalirkan air (yang mengandung makanan) melalui rongga
mantel. Di rongga mantel, partikel makanan dikumpulkan dan ditelan. Sistem ini
juga berfungsi untuk menyediakan oksigen bagi insang. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sistem sirkulasi berfungsi untuk mengangkut gas dan makanan.
Sistem
Peredaran Darah Terbuka dengan Sistem Peredaran Darah Tertutup
Sistem sirkulasi darah pada hewan ada yang terbuka dan tertutup, berikut penjelasnnya:.
Sistem sirkulasi darah pada hewan ada yang terbuka dan tertutup, berikut penjelasnnya:.
1. Sistem Sirkulasi Terbuka
Bekerja
dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung, dan volume darah yang
dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan mengalir dengan lambat yang
mengakibatkan sari makanan yang dilepaskan sel terbatas sehingga aktivitas metabolism terbatas.
Contohnya:Moluska dan Artropoda
Susunan
pembuluh pada arthropoda contohnya insekta, salah satu jenis hewan yang
mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Arthropoda memiliki jantung berbentuk pipa
yang terletak di bagian dorsal tubuh, dan diliengkapi dengan sejumlah lubang
beserta klep. Lubang yang dinamakan ostia tersebut member peluang kepada darah
untuk masuk kembali ke jantung. Relaksasi otot jantung menyebabkan adanya
tekanan negative dalam rongga jantung sehingga menimbulkan kekuatan untuk mengisap
darah secara aktif. Pembuluh darah dorsal bagian depan disebut aorta. Dinding
aorta bersifat kontraktil dan dapat menimbulkan gelombang peristaltik untuk
mendorong darah ke arah depan ( ke kepala ). Pembuluh ini merupakan cabang
pembuluh darah utama, yang berlanjut sampai kepala dan berakhir di bagian
tersebut. Percabangan pembuluh aorta membawa pasokan darah untuk sebagian besar
tubuh. Namun, pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka idak dilengkapi dengan
pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan, darah akan
keluar dari pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara sel jaringan.
Pada tahap selanjutnya, darah atau cairan tubuh tersaring dan secara
perlahan-lahan kembali ke jantung melaui ostia yang banyak terdapat di bagian
tersebut. Sebagai akibat dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem sirkulasi
terbuka bekerja dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi
jantung, volume darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya
sedikit. Selain itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong
darah juga rendah sehingga darah mengalir lambat. Hal ini menyebabkan jumlah
sari makanan yang dilepaskan ke sel tubuh terbatas, dan akibatnya aktivitas
metbolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari sistem sirkulasi
terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke berbagai
organ yang berbeda.
2. Sistem Sirkulasi Tertutup
Bekerja
dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus, dan tekanannya
dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah yang keluar dari pembuluh akan
segera masuk kembali ke jantung dengan cepat.
Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.
Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.
Contohnya :
Annelida, Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan Vertebrata.
Sistem
sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan
sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah beredar
dalam sistem pembuluh yang kontinu, didorong oleh kekuatan dari hasil kerja
jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja dengan melakukan gerakan
memompa secara terus menerus sehingga tekanan dalam pembuluh dapat
dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan
segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang
memiliki sistem, darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung ke setiap
sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makanan dan oksigen dalam
jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat terselenggara dengan
baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme (misalnya saat melakukan
latihan fisik), vertebrata dapat meningkatkan jumlah pasokan darah ke organ
yang aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran darah ke daerah yang
kurang/ tidak aktif (misalnya organ gasroinointestinal). Organ sirkulatori pada
hewan yang memiliki sistem terdiri atas jantung dan pembuluh darah, mulai dari
pembuluh ateri, vena, arteriol, venula, hingga jaringan kapiler.
1.2 Sistem Transportasi Hewan
1. Burung
Alat-alat
transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah.
Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri
dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari
paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida
yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran
darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
2. Reptil
Mempunyai sistem
peredaran ganda seperti pada burung. Jantung kadal terdiri dari empat ruang
yaitu serambi kiri, serambi kanan, bili kiri dan bilik kanan.
Dari jantung keluar dua buah aorta aorta kanan dan aorta kiri.
Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
Dari jantung keluar dua buah aorta aorta kanan dan aorta kiri.
Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
3. Katak
Katak mempunyai
sistem peredaran darah ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu
serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik,darah
yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik
jantung.
4. Ikan
Mempunyai sistem peredaran darah tunggal. Jantung terdiri atas dua ruang
yaitu serambi dan bilik. Jantung berisi darah yang miskin oksigen. Darah yang
berasal dari bilik jantung dipompa melalui aorta menuju insang.
Dalam insang karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh darah. Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.
Dalam insang karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh darah. Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.
5. Serangga
Mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh.
Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang
mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir
ke depan melalui aorta. Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil sisa
metabolisme. Sedangkan pengedaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan
karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.
6. Cacing tanah
Mempunyai alat peredaran darah yang terdiri atas
pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut dan lima pasang lengkung aorta.
Lengkung aorta berfungsi sebagai jantung.
1.3
Pertukaran zat di jaringan
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa besarnya tekanan systole dan diastole pada manusia adalah 120/80 mm Hg. Hal ini berarti bahwa darah yang dipompa oleh jantung membrikan tekanan sebesar 120 mm Hg. Dari aorta, darah mengalir terus ke cabang-cabang arteri, dan akhirnya sampai di pembuluh kapiler. Semakin jauh dari jantung, tekanan darah dalam pembuluh pun semakin menurun. Di pembuluh kapiler, darah hanya memberikan tekanan hidrostatik sebesar kira-kira 40 mm Hg.
Sementara itu, tekanan dalam cairan atau ruang
ekstrasel hanya 25 mm Hg ( sama di semua bagian tubuh). Perbedaan tekanan yang
timbul antara bagian dalam n luar pembuluh kapiler menyebabkan terjadinya
perpindahan sejumlah air dan partikel- partikel kecil terlarut dari dalam
pembuluh kapiler e cairan jaringan.
Tekanan hidrostatik dalam pembuluh kapiler yang berdekatan/ berhubungan dengan pembuluh vena atau venula turun hingga 15 mm Hg. Karena tekanan hidrostatik di bagian ini lebih rendah daripada tekanan osmotic dalam cairan jaringan, sejumlah air dan partikel kecil pada cairn jaringan akan masuk kembali ke pembuluh kapiler.Sekalipun demikian, jumlah total air dan partikel yang keluar dari pembuluh kapiler selalu lebih besar daripada jumlah yang dapat masuk kembali ke kapiler. Untuk menjaga kondisi homeostasis, kelebihan air dan partikel zat yang masih tertinggal dalam cairan jaringan harus dikembalikan ke dalam kapiler darah.
Tekanan hidrostatik dalam pembuluh kapiler yang berdekatan/ berhubungan dengan pembuluh vena atau venula turun hingga 15 mm Hg. Karena tekanan hidrostatik di bagian ini lebih rendah daripada tekanan osmotic dalam cairan jaringan, sejumlah air dan partikel kecil pada cairn jaringan akan masuk kembali ke pembuluh kapiler.Sekalipun demikian, jumlah total air dan partikel yang keluar dari pembuluh kapiler selalu lebih besar daripada jumlah yang dapat masuk kembali ke kapiler. Untuk menjaga kondisi homeostasis, kelebihan air dan partikel zat yang masih tertinggal dalam cairan jaringan harus dikembalikan ke dalam kapiler darah.
Pengembalian kelebihan air dan zat terlarut tersebut
dilaksanakan oleh pembuluh limfe kecil yang sangat permeable, yang akan
meneruskannya ke pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena
setiap unit pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena
setiap unit pembuluh limfe kecil akan bergabung akan bergabung untuk membentuk
pembuluh yang lebih besar. Pembuluh limfe yang paling besar akan berhubungan
dengan pembuluh darah, yakni pad pembuluh vena subklavia. Oleh karena itu,
cairan yang masuk ke pembuluh limfe kecil nantinya akan masuk ke pembuluh darah
juga. Aliran cairan dalam sistempembuluh limfe dipertahankanoleh sejumlah klep
dan aktivitas otot di sekitar pembuluh, seperti yang terjadi pada pembuluh vena.
0 komentar:
Posting Komentar